Senin, 18 Agustus 2014

KEJADIAN 1:6-8


KEJADIAN 1:6-8Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.”
HARI KEDUA
Penciptaan hari kedua adalah mengenai cakrawala yang memisahkan air yang di atas dan yang di bawah. Hari kedua ini pun kita melihat ada suatu pemisahan kembali yang Allah kerjakan.
CAKRAWALA   רָקִיעַ    râqı̂ya‛          asal kata        רקע   râqa‛
          Suatu ruang, bidang, permukaan yang luas, kelihatannya seperti lengkungan di langit, memperluas permukaan yang padat, sebuah kubah di langit yang mendukung  air di atasnya, menyebar, meluas, terbentang, terbentang, tersebar, ruang tanpa batas.
Memang cakrawala dalam dalam pemahaman orang Ibrani awal, dan para penafsir awal mereka menggambarkan cakrawala sebagai sesuatu lengkungan di langit yang luas terbentang dan mempunyai permukaan yang keras seperti logam. Sehingga pemikiran awal bahkan penafsiran awal menggambarkan bahwa Cakrawala ini atau dalam bahasa Inggris memakai kata FIRMAMENT, ditafsirkan sebagai kubah yang besar yang terbuat dari logam dan bersifat keras.
Mzm 150:1  Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!
Yeh 1:22  Di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala, yang kelihatan seperti hablur es yang mendahsyatkan, terbentang di atas kepala mereka.
Yeh 1:23  Dan di bawah cakrawala itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang menutupi badan mereka.

 Jelaslah ini tidak masuk akal. Sehingga penafsir sekarang menafsirkan cakrawala sebagai sebuah sistem dari tatanan tata surya  yang terbentang luas di angkasa, yang terlihat jelas dari permukaan bumi kita ini tetapi tak terjangkau atau tak tersentuh oleh tangan-tangan manusia, sekalipun kita hidup di zaman modern, sekalipun dimana ilmu pengetahuan semakin maju. Bahkan ketika ilmu pengetahuan sekarang menemukan teleskop canggih pun untuk melihat tata surya kita ini, mereka harus juga mengakui bahwa semakin jauh mereka melihat dan menjangkau dengan teleskop canggih pun ternyata mereka menemukan sebuah kenyataan bahwa TATA SURYA kita ini atau CAKRAWALA kita ini benar-benar tidak ada ujungnya, karena itulah disebut ruang tanpa batas.
Tetapi cakrawala sendiri pun dalam Alkitab mulai menunjukkan sebuah penggambaran mengenai keadaan dari dunia roh yang tak dapat terjangkau oleh mata manusia ini.
Yeh 1:25  Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
Yeh 1:26  Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.

Ada sebuah dimensi atau ruang yang bisa kita lihat dari Alkitab, yang sebenarnya menggambarkan sebuah ruang yang memang tidak bisa ditembus bukan karena kuat secara harafiah, tetapi memang tidak bisa ditembus karena keterbatasan mata jasmani kita ini.
Yeh 10:1  Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala yang di atas kepala kerub tampak di atas mereka sesuatu yang menyerupai takhta, yang seperti permata lazurit kelihatannya.

Dalam kitab Yehezkiel ini kita melihat bagaimana ada sebuah takhta dikatakan oleh Yehezkiel dalam penglihatannya.
“Lalu Allah menamai cakrawala itu langit...”
Untuk mengerti lebih dalam lagi, maka kita akan sama-sama melihat mengenai pengertian dari langit. Karena ada 3 gagasan mengenai langit ini.
Sekarang perhatikanlah. Pada ayat ke-14 dikatakan: Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.” Yakni, matahari dan bulan dan bintang-bintang di atas cakrawala ini.
Sekarang perhatikan ayat yang ke-20 hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
Sekarang bagaimana? Sudahkah kita mengerti?
 
             Bahwa ternyata ada 3 langit dalam kitab kejadian ini yang Allah ingin tunjukkan kepada kita.
              Langit pertama adalah tempat burung beterbangan, langit kedua adalah tempat benda-benda penerang, dan langit yang ketiga adalah takhta Allah.
              Apakah benar seperti itu? Sekarang kita akan melihat apa yang dikatakan oleh perjanjian Baru mengenai cakrawala atau langit ini.

2Kor 12:2  Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga (heaven).

Memang dalam alkitab bahasa Indonesia memakai kata sorga, tetapi dalam bahasa aslinya menunjuk juga kepada langit.

        Jadi sekarang kita sudah melihat dengan jelas bagaimana penyingkapan mengenai takhta Allah itu memang sudah di buka sejak dari Perjanjian Lama, bahkan Taurat pun menggambarkan mengenai ada 1 takhta di di langit yang ke-3 yaitu takhta Allah. langit ke-3 ini lah yang tidak akan bisa ditembus oleh manusia, sehebat apa pun, secanggih apa pun peralatan yang dipakai tidak bisa menembusnya. Hanya saat kita mengalami kematian lah baru kita bisa menembusnya.

Masihkah kita mau menyangkal akan keberadaan surga itu? Masihkah kita tetap percaya bahwa sebenarnya manusia diciptakan oleh Allah untuk juga sama-sama masuk ke dalam langit yang ke-3 itu? Tetap setia mengiring Tuhan hingga kita juga mengalami pengalaman seperti rasul Paulus, pengalaman masuk ke dalam langit yang ke-3. Tuhan Yesus memberkati. DS

Tidak ada komentar:

KEJADIAN 2:8-9 (Part 1)

KEJADIAN 2:8-9 Kej 2:8   Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang d...