Minggu, 29 Maret 2020

KEJADIAN 2:8-9 (Part 1)


KEJADIAN 2:8-9

Kej 2:8  Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Kej 2:9  Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kata “selanjutnya”, dalam mengawali ayat 8 ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah adalah pribadi yang selalu bergerak, aktif, progresive, selalu maju, tidak diam, stagnan. Bahkan setelah minggu restorasi sekalipun (pemulihan), Allah terus menerus bekerja.

Yoh 5:17  Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."

Wow, sungguh luar biasa bukan Allah yang kita sembah ini, bahkan Yesus sendiri mengatakan sampai pada zamanNya itu, Allah Bapa masih aktif bekerja. Bekerja dalam kehidupan umat manusia, bekerja dalam mendatangkan kebaikan sekalipun keadaan zaman yang kita tinggalkan ini adalah zaman yang jahat sekalipun, Allah tidak kalah terhadap kejahatan.

Inilah yang menjadi polemik, pertanyaan dari zaman ke zaman.

Kita bertanya-tanya mengenai bagaimana mungkin, jika Allah adalah Allah yang selalu bekerja mendatangkan kebaikan, mengapa banyak sekali kejahatan yang terjadi di muka bumi ini. Dari penembakan yang terjadi di sekolah-sekolah, pembegalan, perampokan, tsunami yang menelan banyak korban jiwa di berbagai belahan dunia ini, virus Corona yang hadir di awal tahun 2020. Ini yang menjadi senjata dari kalangan skeptis Kristen, sebagai pembukti bahwa Allah bukanlah Pribadi yang Omnipotence, Mahakuasa.



Kejahatan bukanlah sebuah benda atau suatu substansi, tetapi keadaan yang kekurangan kebajikan. Seperti ketulian. Ketulian bukanlah sebuah benda, tetapi keadaan yang berkurangnya pendengaran atau hilangnya pendengaran. Kejahatan alam merupakan kerusakan di dunia fisik kita yang menyakitkan bagi umat manusia, meliputi banjir, gempa bumi, tsunami atau pun kanker sakit penyakit. Kejahatan moral dihasilkan dari tingkah laku dan keputusan-keputusan makhluk-makhluk yang melanggar kehendak Allah, misalnya pencurian, pembegalan, perang, atau rasisme.



Sekarang pertanyaannya adalah, jika Allah itu adalah Allah yang Mahabaik, selalu bekerja, Mahatahu, dan Maha-pengasih, mengapa bisa muncul kejahatan?

Saya yakin, ini pun pasti pernah bahkan sering muncul dalam benak pikiran kita. Sebuah pertanyaan urban, yang akan selalu ditanyakan dari generasi kepada generasi. Bahkan sering sekali pertanyaan-pertanyaan itu pun menjadi sebuah tembok pemisah dari diri manusia, untuk tidak mau menerima bahkan menolak kebaikan dan kasih Allah.

Sekarang marilah kita membahas kedua pertanyaan: 
darimanakah asal kejahatan itu? Dan dapatkah kejahatan dan Allah Kristen keduanya itu nyata?

Ketika kita mendengar mengenai peristiwa-peristiwa kejahatan, kebanyakan dari kita pasti akan langsung menyalahkan Allah. Dunia ini diciptakan oleh Allah, maka kita pun mulai berpikir dan berasumsi bahwa entah bagaimana maka sumber segala kejahatan di dunia ini pun adalah karena Allah. Tetapi Alkitab mencatat bahwa segala yang diciptakan oleh Allah semuanya itu adalah “sangat baik” (Kej 1:31).

Tetapi, kita semua tahu bahwa sesaat setelah penciptaan, Lucifer malaikat Allah yang memiliki kehendak bebas pun mulai memakai kehendak bebasnya itu untuk melawan Allah dan memberontak kepadaNYa. Dan selanjutnya, melalui setan di taman Eden, ia memikat pasangan manusia pertama dalam memakai kehendak bebasnya untuk melawan perintah dan titah Allah, yaitu memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Hasilnya adalah, kejatuhan manusia dan akhirnya kejahatan pun menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan menjadi bagian dari dunia kita ini.
Intinya adalah Allah bukanlah sumber dari kejahatan-kejahatan yang ada di muka bumi ini – setanlah yang menjadi sumbernya, dan sekarang adalah kita, manusia yang dikuasai oleh daging dan ego kita.

Dan inilah yang dilakukan para teolog-teolog sepanjang abad, yaitu mencoba beberapa cara untuk menyelesaikan masalah kejahatan. Salah satu telah disebutkan – ciptaan-ciptaan itu memilki kehendak bebas, oleh sebab itu ia berpotensi untuk melakukan kejahatan, dan memunculkan kejahatan ke dalam dunia kita. Dan kita pun harus mengingat bahwa permainan kosmis ini pun belum berakhir. Kita mungkin belum melihatnya sekarang, tetapi bahkan kadang-kadang Allah mengubah kejahatan menjadi kebaikan. 



Sebagai contoh yang indah, perjalanan hidup Yusuf menjadi sebuah cerminan bagi kita orang-orang kristen.
     
     Kej 50:20  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Sebagai kesimpulan, Allah adalah tetap Allah yang terus bekerja dalam hidup kita manusia. Dia tetap Allah yang baik, kita tidak dapat menyalahkan Allah atas kejahatan-kejahatan yang ada maupun yang terjadi dalam hidup kita. Kejahatan muncul karena adanya kehendak bebas dari semua makhluk ciptaan Allah. Di tengah-tengah dunia yang sudah jatuh ini, kita harus senantiasa mempercayai Allah dan janji-janjiNya yang membawa kebaikan.

Rom 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Allah adalah Sang Pemenang kita, yang tak mungkin gagal dalam mengalahkan kejahatan-kejahatan yang ada di dunia ini. Dia Allah yang terus bekerja. Kejahatan dan Allah keduanya adalah nyata. Dan Allah sering mengijinkan kejahatan terjadi untuk mengingatkan kita akan sebuah dunia yang sudah Allah siapkan, sebuah dunia yang tidak akan ada kejahatan, air mata dan ratap tangis. Dunia itu menanti kita. (sumber: 5 menit apologetika; DR. Rick Cornish) DS.

Kuasai dirimu dan jadilah tenang


KUASAI DIRIMU DAN JADILAH TENANG 


1Pt 4:7  Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Rasul Petrus menjelaskan bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat. 
Dalam KJV dikatakan “the end of all things is at hand...” apa maksudnya? Maksudnya adalah kesudahan itu sudah sangat dekat sekali, sudah di tangan.

DEKAT ==> EGGIZO = mendekat, menuju kepada, telah hampir. Dalam PB terdapat 28x kata EGGIZO muncul.

Mempunyai pengertian mendekat tanpa dapat dihentikan.
Memang hal mengenai kesudahan segala sesuatu, kedatangan Tuhan Yesus sangat banyak sekali dibahas oleh para rasul dalam surat-suratnya. Tetapi yang menarik adalah , sekalipun para rasul berbicara mengenai kedatangan Yesus dan kesudahan segala sesuatu sudah dekat, para rasul tidak pernah menuliskan untuk menerima kedatangan Yesus dengan sikap yang pasif, pasrah, dan diam tanpa melakukan apa pun. Bahkan sampai menjual segala milik kita dan menanti kedatangan Yesus dengan pasrah.

23 April 1843
Seorang petani bernama William Miller dari New England, setelah mempelajari alkitab selama beberapa tahun menyimpulkan dan menafsirkan pada tanggal 23 April 1843 akan terjadi kiamat. Banyak yang meyakini dan mempercayainya sehingga banyak yang menjual dan menyumbangkan segala miliknya karena percaya akan terjadi kiamat.

Mei 2008
32 anggota Gereja Ortodoks Rusia Sejati bersembunyi selama 6 bulan dalam sebuah gua karena yakin kiamat akan terjadi.



Kembali kepada Alkitab, Alkitab tidak pernah mengajarkan umat Tuhan yang hidup di akhir zaman untuk mempunyai sikap yang pasif, pasrah, menyerah bahkan sampai harus menjual segala miliknya dan menanti Tuhan datang.

Rasul Petrus menyinggung akan hal ini, tetapi rasul Petrus memberikan 2 hal penting dalam ayat 7 sebagai sikap yang harus dimiliki oleh umat Tuhan dalam hidup di zaman akhir ini.

1. Kuasailah dirimu.
SOPHRONEO = menguasai akal pikiran, memiliki pikiran yang baik dan benar, menjadi sadar. 
6x tertulis dalam PB.

Mengapa rasul Petrus membahas mengenai menguasai diri?
Jika kita perhatikan dalam 1 Petrus 4:2-3, kita akan melihat bahwa ternyata ada umat-umat Tuhan yang hidupnya tidak dapat menguasai diri mereka. Hidup mereka menurut keinginan manusia dan tidak hidup menurut kehendak Allah. Mereka menggunakan waktu-waktu yang ada untuk hidup dalam:
-rupa-rupa hawa nafsu,
-keinginan,
-kemabukan,
-pesta pora,
-perjamuan minum, dan
-penyembahan berhala yang terlarang.



Inilah yang rasul Petrus ingatkan kepada umat Tuhan yang hidup di perantauan, bahwa dalam kita hidup di akhir zaman, janganlah kita hidup turut dalam kubangan ketidaksenonohan (1 Petrus 4:4). Sehingga orang-orang dunia dapat melihat perbedaan yang jelas dalam hidup orang-orang percaya.
Surat ini sekali lagi ditujukan kepada para pendatang atau perantau yang hidup di seluruh propinsi kekaisaran Roma. Pada masa itu gereja mula-mula mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh pihak Roma dan Yahudi. Cara hidup masyarakat pada umumnya saat itu selalu hidup berkelompok, sering mengadakan pertemuan dan perjamuan kudus. Hal-hal tersebut membuat pihak Roma mencurigai orang-orang Kristen sebagai pemberontak dan ditambah adanya fitnah dari masyarakat umum kepada mereka.

1 Petrus 3:15-17 = dengan gereja hidup berbuat baik, gereja mula-mula membungkamkan fitnah masyarakat umum pada masa itu.

Fitnah, kabar palsu, saksi palsu, hoax terhadap gereja dan ditujukan kepada gereja sudah ada sejak zaman para rasul. “lidah berada di tempat basah, jadi mudah untuk terpeleset”. Apa maksudnya? Mudah sekali bagi manusia untuk berbicara tidak benar. Sehingga gereja mula-mula mengalami aniaya oleh karena berbuat baik. Dengan kita menguasai diri kita agar kita tidak terjerumus kedalam gaya hidup orang dunia, yang membuat akhirnya dunia menganiaya kita. Tetapi lebih baik kita dianiaya karena berbuat baik daripada berbuat jahat.


*** demikian dengan hidup kita saat ini, kita yang hidup di akhir zaman, Allah mau kita mengisi hari-hari kita, waktu kita dengan hidup menurut kehendak Allah. Menguasai diri kita dalam kita hidup berumah tangga, menguasai diri kita dalam hidup bekerja, usaha, bahkan dalam kita mengambil keputusan-keputusan pun kita harus bisa menguasai diri.

Amsal 16:32 orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Apa maksudnya? Maksudnya adalah bahwa orang yang bisa mengalahkan orang lain adalah hal yang biasa. Tetapi orang yang bisa mengalahkan dirinya sendiri, bahkan menguasai dirinya sendiri, Amsal mengatakan ia melebihi seorang pahlawan, bahkan pahlawan yang merebut kota.
Menguasai diri dalam mengatur emosi, amarah, menguasai diri dalam menghadapi perasaan kecewa, sakit hati. Allah mau kita menjadi umat Tuhan yang menguasai dirinya, mengendalikan pikiran kita.
Galatia 5:23 “...penguasaan diri.”.

2. Jadilah tenang.
NEPHO = menjadi sadar, tenang, semangat yang bersikap hangat, sadar, berawas-awas.

Kata tenang disini merujuk kepada sikap sadar, berjaga-jaga, berawas-awas dalam kondisi tenang.

Ada 2 orang pemuda bersahabat. 1 orang tinggal di kota besar, yang 1 tinggal di pedesaan. Si pemuda yang tinggal di pedesaan datang berkunjung dan main ke kota tempat sahabatnya. Ketika sedang berjalan-jalan di pinggir kota, tiba-tiba si pemuda yang dari desa menghentikan langkahnya dan berkata kepada sahabatnya.
“berhenti sebentar, coba dengarkan ada seekor jangkrik sedang berbunyi.”
“apa katamu? Mana mungkin ada jangkrik di kota ini. Apalagi bunyi mobil yang rame di sepanjang jalan ini. Aku tidak mendengar apa pun.”
“tidak, benar ada suara jangkrik”
Mereka pun mulai menyusuri selokan yang di pinggir jalan, dan tepat di ujung dari selokan tersebut ada seekor jangkrik yang sedang berbunyi.
“benarkan apa kataku.”



Seringkali kita terlalu sibuk dengan segala aktifitas kita yang membuat jiwa kita tidak tenang. Sehingga kebaikan-kebaikan Tuhan pun tidak pernah dapat kita lihat, seperti pemuda yang hidup di kota besar tersebut. Dengan kata lain tenang yang dimaksud oleh rasul Petrus adalah tenang dalam kondisi berjaga-jaga, sadar, dan  berawas-awas. 

Jika melihat sejarah gereja mula-mula, sangatlah masuk akal jika rasul Petrus menekankan mengenai menjadi tenang. Kondisi aniaya, fitnah, keadaan mereka yang adalah perantauan, dan dianggap sebagai musuh pemerintah membuat umat Tuhan mengalami kekhawatiran, ketakutan, tidak adanya ketenangan dalam hati dan hidup mereka. 

Tidak adanya ketenangan dalam hati dan jiwa gereja mula-mula membuat mereka tidak kuat menghadapi tekanan. Rasul Petrus mengingatkan mereka, jika tidak ada ketenangan, maka tidak bisa berdoa, jika tidak bisa berdoa, maka iman mereka akan lemah, jika iman mereka lemah, maka mereka pun tidak memiliki kekuatan dalam menjalani hari-hari mereka.



*** hati yang tenang, jiwa yang tenang tidak dikendalikan oleh situasi dan kondisi. Hati yang tenang, jiwa yang tenang bukan juga dikendalikan oleh orang-orang sekitar, sahabat, maupun keluarga. Hati yang tenang, jiwa yang tenang, kita sendirilah yang menentukan, kita sendirilah yang mengaturnya. Bukan kondisi, keadaan, apalagi manusia.

Jika kita perhatikan kondisi keadaan hari-hari terakhir ini, memang sangat menakutkan. Kekerasan dimana-mana, rumah tangga hancur berantakan, perceraian, pembunuhan, kekerasan, aniaya, dan begitu banyak hal-hal yang menakutkan.
-Kejahatan merajalela, usaha tidak tenang,
-Terjadi perselingkuhan, rumah tangga tidak tenang,
-Persoalan, masalah anak-anak, keluarga tidak tenang.

Kalau sudah begitu apa yang terjadi? Doa pun menjadi tidak tenang, pikiran melayang kemana-mana.
Yesaya 30:15 “dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”

Alkitab menjelaskan dalam tinggal tenanglah ada kekuatan dalam menghadapi tantangan dan persoalan. Saat kita tenang, maka kita dapat berdoa dan percaya, jika kita bisa berdoa maka perkara ajaib terjadi, mujizat nyata dalam hidup kita, jika kita bisa berdoa, maka ada kekuatan dalam kita menjalani hari-hari kita.

Dengan kata lain, ketenangan adalah hal yang penting. Tenang bukan berarti cuek bebek, tenang berbeda dengan masa bodoh. Tenang berarti dalam kita mengambil keputusan-keputusan, kita memikirkannya dengan matang-matang, berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan.



Amsal 14:30 = hati yang tenang menyegarkan tubuh.


Ket: Sumber gambar dari Google...

Senin, 13 Mei 2019

Mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya


MENGENAL DIA DAN KUASA KEBANGKITANNYA

Flp 3:10  Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

                Apa yang menjadi dasar dan alasan dari seorang Paulus mengatakan hal tersebut? Mengapa mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan  dalam penderitaanNya menjadi hal yang dikehendaki oleh seorang paulus?

                Jika kita melihat sebelum kalimat ini muncul, pada ayat-ayat sebelumnya Paulus sedang menceritakan mengenai beberapa orang yang bangga akan siapa dirinya dari statusnya secara lahiriah dan menaruh kepercayaannya atas dasar itu semua. Lalu Paulus mengatakan bahwa jika untuk berbangga akan hal-hal lahiriah dan jasmani dan menjadikan hal itu suatu kepercayaan bahwa hidupnya sudah layak dihadapan Allah, maka secara keagamaan Paulus bisa saja merasa bangga dan sombong akan siapa dirinya yang dahulu.
Flp 3:4  Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
Flp 3:5  disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
Flp 3:6  tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
      Secara tegas Paulus mengatakan bahwa secara keagamaan dia bisa saja berbangga dan sombong bahkan bisa saja dia menjadikan hal itu sebagai landasan akan kepercayaan bahwa dia berkenan di hadapan Allah. Tetapi Paulus menekankan kembali bahwa semua itu dia anggap adalah sebuah kerugian karena pengenalan akan Kristus dikatakan lebih mulia.
Apa yang dimaksud dengan kerugian?
Rugi= loss            ZEMIA mempunyai pengertian kerusakan, kerugian. Hanya ditemukan sebanyak 4X dalam perjanjian baru (kis 27:10,21; fil 3:7-8). Kemungkinan berhubungan dengan kata DAMAZO, yang memiliki arti menjadi lemah.

      Jadi Paulus ingin menekankan bahwa semua hal-hal lahiriah saja menjadi suatu kerugian besar jika kita tidak mengenal Dia secara pribadi. Sehingga dengan kata lain, jika praktek dan teori keagamaan kita tidak dilandasi secara benar lewat pengenalan akan Kristus, maka semua yang kita lakukan adalah hal yang merugikan dan membawa kerusakan yang besar. Karena sia-sia saja jika kita tidak mengenal Dia secara pribadi dan Dia tidak mengenal kita.
      

     Sehingga akhirnya Paulus dengan yakin menekankan, semua yang bagiku adalah keuntungan dan dapat menjadi sebuah kepercayaan bahwa hidupku sudah berkenan kepada Allah, sekarang semuanya sia-sia, rugi besar aku, karena aku tidak mengenal DIA. Sehingga pengenalan akan Kristus sekarang menjadi keinginan hati dari seorang Paulus dan dikatakan lebih mulia.

Mulia= excellency            HUPERECHOè (huper dan echo) mempunyai pengertian yang paling utama, lebih baik, lebih tinggi, tertinggi. Hanya muncul sebanyak 5x better,Phi_2:3excellency,Phi_3:8 higher,Rom_13:1 passeth, Phi_4:7 supreme, 1Pe_2:13

    Jadi jelas dengan kata lain Paulus ingin mengatakan bahwa yang paling utama, yang paling tinggi, yang paling baik adalah  kenallah dahulu siapa Kristus, jangan berbangga akan segala hal-hal lahiriah saja tapi tidak mengenal yang paling utama dalam hidup ini. Segala hal lahiriah itu memang penting, tetapi harus seimbang dengan hidup kita yang mau mengenal pribadi Allah.

Bukankah dalam PL pun para nabi pernah menyinggung hal yang sama?

    Hos 4:6; 6:3-6 mengenal Allah menjadi topik bagi nabi Hosea yang terus dikumandangkan. Jelas dikatakan bahwa ibadah lahiriah, semua apa yang nampak, ternyata bagi Allah itu hanyalah sebagian saja yang perlu diperhatikan. Pengenalan akan Allah adalah yang dirindukan oleh pribadi Allah sendiri. Sehingga ini pun akhirnya menjadi topik yang Paulus angkat dalam kehidupannya secara pribadi. Bahwa apa yang dahulu aku banggakan dalam hal lahiriah dan jasmani, sekarang itu menjadi kerugian, kerusakan yang besar dalam hidupnya bahwa ternyata dia secara pribadi jauh dari pengenalan akan pribadi Allah.

    Bahkan kita bisa melihat dan mencontoh bagaimana para murid selama 3 setengah tahun bergaul bersama Yesus, tetapi tetap tidak bisa mengenal Dia secara pribadi. 3 setengah tahun mereka bersama, Yesus menyampaikan berulang kali mengenai kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, tetapi saat Yesus bangkit jelas-jelas alkitab mengatakan para pengikutnya yang tiap hari ngikutin Dia, tidak percaya. Bagaimana bisa? Karena mereka tidak mengenal Dia secara pribadi. Lalu ada peristiwa dari seorang bernama Kleopas yang tidak mengenal Yesus dalam perjalanan ke Emaus. Bagaimana bisa? Orang yang jelas-jelas setiap hari selama 3 setengah tahun berjalan bersama-sama tidak bisa mengenal Dia setelah kebangkitan? 
  
  Karena mereka tidak mengenal Dia secara pribadi.

Mengenal = know                           GINOSKOèbelajar mengetahui, datang untuk mengenal, pengetahuan akan sebuah kesadaran, menjadi tahu, mempunyai pengertian akan pengetahuan.

    Jadi dengan kata lain, Paulus ingin  menegaskan mengenai  keinginannya dalam mengetahui, mempunyai pengetahuan akan sebuah kesadaran, mempunyai pengertian akan pengetahuan yang dari Allah. Adanya usaha dari paulus untuk mendapatkan pengetahuan dan pengertian tersebut. Demikian juga dengan kehidupan kita, seharusnya kita memiliki usaha untuk mencari pengetahuan dan pengertian tersebut.

    Bagaimana dengan kita? Sudah kita mengenal Dia secara pribadi lewat hubungan yang intim yang kita lakukan setiap hari? Lewat pembacaan Firman Tuhan, lewat doa-doa pribadi kita? Adakah kerinduan kita sama seperti Paulus? Yang kukehendaki adalah mengenal Dia.

   Mengenal Yesus secara pribadi memang akhirnya menjadi pokok utama yang Paulus tekankan. Tapi ternyata tidak hanya mengenal Dia secara pribadi saja, tetapi Paulus menambahkan disana mengenai kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya.


Kuasa kebangkitan Yesus...

   Apa yang menarik dari kebangkitan Yesus? Mengapa seorang Paulus begitu ingin mengetahui kuasa kebangkitan Yesus? Apa yang menjadi perbedaan kuasa kebangkitan Yesus dari semua kebangkitan yang ada pada masa itu?

   Yang menarik dari kebangkitan Yesus adalah bahwa Dia bangkit dan hidup selama-lamanya. Tentu itu tidak bisa dipungkiri. Sehingga mungkin itu yang menjadi daya tarik mengenai kebangkitan Yesus, bagaimana Dia Yesus masuk ke dalam alam maut, lalu pada hari ketiga bangkit dan hidup untuk selama-lamanya. Dan juga mungkin menjadi suatu harapan yang pasti bagi kita semua bahwa ada kebangkitan dan kehidupan kekal yang menanti kita.

   Surat Filipi adalah surat yang Paulus tuliskan dalam keadaan dia berada di dalam penjara. Dalam kondisi dia berada dalam penjara tersebut dia menuliskan surat bagi jemaat di Filipi mengenai pengharapan dia sebagai seorang rasul karena Kristus. Bahwa ada pengharapan yang pasti yang Yesus sediakan bagi kita yang mengikuti Dia. Sehingga dalam Filipi 1:21, Paulus  tegas mengatakan dengan berani, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah sebuah keuntungan. Apakah perkataan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat sehingga Paulus begitu berani mengatakan hal tersebut? 

   Tentu dia memiliki dasar yang kuat, yaitu kebangkitan Yesus yang dikatakan yang sulung diantara kebangkitan (1 kor 5:20). Berbeda dengan orang yang bangkit pada masa-masa itu, mereka mungkin dikatakan hidup kembali, tetapi setelah itu mereka pun kembali mati. Tetapi Yesus, dengan kuasaNya, Dia bangkit dan lalu Dia hidup untuk selamanya. Inilah yang Paulus ingin mengerti dalam pengharapannya sebagai seorang rasul.

Kebangkitan= resurrection          ANASTASISè kebangkitan dari kematian, bangkit untuk hidup kembali. 44x muncul dalam perjanjian baru.

  Jadi sebagai pengikut Kristus, kita harus benar-benar memiliki pengertian dan pengetahuan yang benar akan pribadi Dia, dan juga akan pengharapan kita yang pasti yang Tuhan nyatakan bagi kita melalui kebangkitan Yesus. Sehingga apa yang kita lakukan sekarang mempunyai dasar yang kuat dalam iman kita dan pengiringan kita akan Dia. Sehingga kita tidak perlu takut jika berhadapan dan memandang hari esok yang mungkin bisa saja melemahkan iman kita.
Jika berbicara pribadi Allah dan kebangkitan-Nya, ini memang menjadi topik yang baik sekali dan sedap rasanya untuk didengar oleh telinga kita. Tetapi Paulus, tidak hanya berhenti pada mengenal Dia secara pribadi dan kuasa kebangkitan-Nya, tetapi juga dikatakan persekutuan dalam penderitaan-Nya.

Persekutuan dalam penderitaan-Nya.
Persekutuan= fellowship             KOINONIAè perkumpulan, persekutuan, ikut mengambil bagian, berpartisipasi, ikut serta, hubungan intim.
Total KJV Occurrences: 20x fellowship, 12 Act_2:42, 1Co_1:9, 2Co_8:4, Eph_3:9 (2), Phi_1:5, Phi_2:1, Phi_3:10, 1Jo_1:3 (2), 1Jo_1:6-7 (2) communion, 4 1Co_10:16 (2), 2Co_13:14 (2) communicate, 1 Heb_13:16 communication, 1Phm_1:6 contribution, 1Rom_15:2 distribution, 1 2Co_9:13

   Adanya suatu kontribusi, ikut mengambil bagian dalam penderitaan Yesus, adanya persekutuan dengan Yesus di dalam penderitaan-Nya, perkumpulan orang-orang yang rela mengambil bagian untuk menderita bagi Kristus. Mengenal Dia secara pribadi bukan hanya lewat keadaan-keadaan yang baik dan senang. Jika kita memuji Dia saat keadaan yang menyenangkan itu memang sebuah korban yang baik. Tetapi jika kita berani memuji Dia dalam kondisi yang tidak baik, itu yang disebut “korban” pujian. Kita mengorbankan perasaan kita yang sedang mungkin letih, lesu, perih, terasa berat, frustasi, tetapi kita mau dengan sukacita bahkan mungkin sampai meneteskan air mata untuk memuji Dia, bahwa Dia baik, Dia setia, Dia yang akan menepati janjiNya bagi kita.


Penderitaan=sufferings                                PATHEMAè sesuatu yang melalui kesukaran, penderitaan, kesulitan secara perasaan, atau pengaruh dari luar, menderita, melalui dan mengalami penderitaan, kesukaran.
Total KJV Occurrences: 16
sufferings, 10 Rom_8:18, 2Co_1:5-7 (3), Phi_3:10, Col_1:24, Heb_2:10, 1Pe_1:11, 1Pe_4:13, 1Pe_5:1 afflictions, 3 2Ti_3:11, Heb_10:32, 1Pe_5:9 affections, 1 Gal_5:24 motions, 1 Rom_7:5 suffering, 1Heb_2:9

Flp 1:29  Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, 

  Penderitaan juga menjadi jalan kita bisa mengenal Dia secara pribadi. Bukan lewat masa-masa yang indah saja kita bisa merasakan kehadiran-Nya, tetapi juga lewat masa-masa yang sukar kita dapat merasakan dan mengenal siapa Dia sesungguhnya. Kadang kala untuk dapat melihat dan mengenal seorang pribadi kita memerlukan masa-masa sukar agar dapat melihat siapa dia sesungguhnya. 

  Banyak kawan dan teman yang mungkin begitu dekat saat kita berada pada masa-masa yang indah dan nyaman. Tetapi berapa banyak kawan sahabat bahkan teman yang kita punya saat kita berada dalam masa sukar, disanalah kita dapat mengenal dan melihat siapa kawan kita yang sesungguhnya.

 
  Kesimpulan, biarlah apa yang menjadi kehendak Paulus dalam hidupnya, juga dapat menjadi kehendak kita secara pribadi. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, serta persekutuan dalam penderitaan-Nya. Jangan bangga akan hal-hal lahiriah dan jasmani yang kita lakukan, itu bukanlah pokok dan inti dari menjadi seorang Kristen. Tetapi mengenal Dia secara pribadi lewat kuasa kebangkitan-Nya yang menjadi sumber pengharapan pasti dan juga ikut ambil bagian dalam penderitaan (salib dan kuk) Kristus Yesus yang sudah menjadi bagian dalam hidup kita, itulah semua yang seharusnya menjadi kebanggaan kita dan tujuan kekristenan.

KEJADIAN 2:8-9 (Part 1)

KEJADIAN 2:8-9 Kej 2:8   Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang d...