KEJADIAN
2:8-9
Kej 2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di
Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya
itu.
Kej 2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat.
Kata “selanjutnya”,
dalam mengawali ayat 8 ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah adalah pribadi
yang selalu bergerak, aktif, progresive, selalu maju, tidak diam, stagnan.
Bahkan setelah minggu restorasi sekalipun (pemulihan), Allah terus menerus
bekerja.
Yoh 5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka:
"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."
Wow, sungguh luar biasa
bukan Allah yang kita sembah ini, bahkan Yesus sendiri mengatakan sampai pada
zamanNya itu, Allah Bapa masih aktif bekerja. Bekerja dalam kehidupan umat
manusia, bekerja dalam mendatangkan kebaikan sekalipun keadaan zaman yang kita
tinggalkan ini adalah zaman yang jahat sekalipun, Allah tidak kalah terhadap
kejahatan.
Inilah yang menjadi polemik, pertanyaan dari zaman
ke zaman.
Kita bertanya-tanya
mengenai bagaimana mungkin, jika Allah adalah Allah yang selalu bekerja
mendatangkan kebaikan, mengapa banyak sekali kejahatan yang terjadi di muka
bumi ini. Dari penembakan yang terjadi di sekolah-sekolah, pembegalan,
perampokan, tsunami yang menelan banyak korban jiwa di berbagai belahan dunia
ini, virus Corona yang hadir di awal tahun 2020. Ini yang menjadi senjata dari
kalangan skeptis Kristen, sebagai pembukti bahwa Allah bukanlah Pribadi yang
Omnipotence, Mahakuasa.
Kejahatan bukanlah
sebuah benda atau suatu substansi, tetapi
keadaan yang kekurangan kebajikan. Seperti ketulian. Ketulian bukanlah
sebuah benda, tetapi keadaan yang berkurangnya pendengaran atau hilangnya
pendengaran. Kejahatan alam merupakan kerusakan di dunia fisik kita yang
menyakitkan bagi umat manusia, meliputi banjir, gempa bumi, tsunami atau pun
kanker sakit penyakit. Kejahatan moral dihasilkan dari tingkah laku dan
keputusan-keputusan makhluk-makhluk yang melanggar kehendak Allah, misalnya
pencurian, pembegalan, perang, atau rasisme.
Sekarang pertanyaannya
adalah, jika Allah itu adalah Allah yang Mahabaik, selalu bekerja, Mahatahu,
dan Maha-pengasih, mengapa bisa muncul kejahatan?
Saya yakin, ini pun
pasti pernah bahkan sering muncul dalam benak pikiran kita. Sebuah pertanyaan
urban, yang akan selalu ditanyakan dari generasi kepada generasi. Bahkan sering
sekali pertanyaan-pertanyaan itu pun menjadi sebuah tembok pemisah dari diri
manusia, untuk tidak mau menerima bahkan menolak kebaikan dan kasih Allah.
Sekarang marilah kita
membahas kedua pertanyaan:
darimanakah asal kejahatan itu? Dan dapatkah
kejahatan dan Allah Kristen keduanya itu nyata?
Ketika kita mendengar
mengenai peristiwa-peristiwa kejahatan, kebanyakan dari kita pasti akan
langsung menyalahkan Allah. Dunia ini diciptakan oleh Allah, maka kita pun
mulai berpikir dan berasumsi bahwa entah bagaimana maka sumber segala kejahatan
di dunia ini pun adalah karena Allah. Tetapi Alkitab mencatat bahwa segala yang
diciptakan oleh Allah semuanya itu adalah “sangat baik” (Kej 1:31).
Tetapi, kita semua tahu
bahwa sesaat setelah penciptaan, Lucifer malaikat Allah yang memiliki kehendak
bebas pun mulai memakai kehendak bebasnya itu untuk melawan Allah dan
memberontak kepadaNYa. Dan selanjutnya, melalui setan di taman Eden, ia memikat
pasangan manusia pertama dalam memakai kehendak bebasnya untuk melawan perintah
dan titah Allah, yaitu memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Hasilnya
adalah, kejatuhan manusia dan akhirnya kejahatan pun menjadi bagian dari
kehidupan manusia, dan menjadi bagian dari dunia kita ini.
Intinya
adalah Allah bukanlah sumber dari kejahatan-kejahatan yang ada di muka bumi ini
– setanlah yang menjadi sumbernya, dan sekarang adalah kita, manusia yang
dikuasai oleh daging dan ego kita.
Dan inilah yang
dilakukan para teolog-teolog sepanjang abad, yaitu mencoba beberapa cara untuk
menyelesaikan masalah kejahatan. Salah satu telah disebutkan – ciptaan-ciptaan
itu memilki kehendak bebas, oleh sebab itu ia berpotensi untuk melakukan
kejahatan, dan memunculkan kejahatan ke dalam dunia kita. Dan kita pun harus
mengingat bahwa permainan kosmis ini pun belum berakhir. Kita mungkin belum
melihatnya sekarang, tetapi bahkan kadang-kadang Allah mengubah kejahatan
menjadi kebaikan.
Sebagai contoh yang
indah, perjalanan hidup Yusuf menjadi sebuah cerminan bagi kita orang-orang
kristen.
Kej 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat
terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar.
Sebagai kesimpulan,
Allah adalah tetap Allah yang terus bekerja dalam hidup kita manusia. Dia tetap
Allah yang baik, kita tidak dapat menyalahkan Allah atas kejahatan-kejahatan
yang ada maupun yang terjadi dalam hidup kita. Kejahatan muncul karena adanya
kehendak bebas dari semua makhluk ciptaan Allah. Di tengah-tengah dunia yang
sudah jatuh ini, kita harus senantiasa mempercayai Allah dan janji-janjiNya
yang membawa kebaikan.
Rom 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Allah adalah Sang
Pemenang kita, yang tak mungkin gagal dalam mengalahkan kejahatan-kejahatan
yang ada di dunia ini. Dia Allah yang terus bekerja. Kejahatan dan Allah keduanya
adalah nyata. Dan Allah sering mengijinkan kejahatan terjadi untuk mengingatkan
kita akan sebuah dunia yang sudah Allah siapkan, sebuah dunia yang tidak akan
ada kejahatan, air mata dan ratap tangis. Dunia itu menanti kita. (sumber: 5
menit apologetika; DR. Rick Cornish) DS.